Rabu, 28 Agustus 2013

sejarah Sniper terhebat sepanjang masa "Simo Hayha"




Diantara sniper-sniper legenda terhebat di dunia, Simo Hayha merupakan salah seorang sniper yang paling berjaya. Namanya mungkin tidak terkenal seperti sniper Soviet Union yaitu Vasily Zaitsev yang kisahnya diabadikan dalam filem “Enemy at The Gates”.

Namun Simo Hayha merupakan pahlawan Finland yang gigih dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi penjajahan besar-besaran Tentera Soviet (Red Army) terhadap negaranya.


Simo terkenal di dalam sebuah peperangan yang juga digelar “David vs Golliath”. Dalam perang tersebut Simo Hayha berjaya mengukirkan namanya sebagai sniper paling berjaya dengan membunuh 542 tentara merah Soviet dalam waktu hanya 100 hari, sebuah rekor yang sangat hebat untuk seorang sniper.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, dia di beri gelar “White Death” oleh tentera Soviet (musuhnya).

Gambar berkumpulan Simo Häyhä semasa 'Conscription Service' sebelum Perang Musim semi
Simo Hayha lahir pada 17 Disember 1905 atau 1906 di sebuah bandar Rautajärvi, Finland berhampiran sempadan Soviet Union. Sebelum itu, Simo Hayha menghabiskan sebahagian besar waktunya untuk berburu dan bertani.

Pada tahun 1925, Simo Hayha bersama angkatan bersenjata Finland untuk memenuhi panggilan wajib tentara (tentara Finland). Di saat perang musim dingin bermula pada tahun 1939 antara Finland dengan Soviet, Simo Hayha bersama Pasukan 6 Jaeger Regiment 34.

Pada saat itulah Simo Hayha memulai tugasnya sebagai seorang sniper.


Pertarungan antara tentara Finland dengan Tentara Merah Soviet (Soviet Red Army) di sepanjang Sungai Kolla merupakan salah satu pertarungan heroic bangsa Finland, dimana 32 tentara Finland harus menghadapi 4000 tentara Soviet.

Pada saat itu pula Simo Hayha bejaya menembak 542 tentera Soviet dan menjadikan kawasan pergunungan di sepanjang sungai Kolla sebagai “Killer Hill” bagi tentera Soviet.

Dia bertempur dalam keadaan suhu yang sangat ekstrim diantara -20 sampai -40 darjah Celsius dengan pakaian camouflage berwarna serba putih.

Simo Hayha menggunakan senapan M28 dan Mosin Nagant Soviet.

Simo Hayha pada 1942

Apa yang membuatkan Simo Hayha terlihat unik dan hebat adalah dia tidak pernah menggunakan scope (teleskop) seperti yang biasa sniper gunakan.

Tapi dia hanya menggunakan besi penembak (Iron Sight) untuk menembak musuhnya dan masih dapat menembak dengan tepat sehingga jarak lebih dari 400m.

Dia tidak menggunakan teleskop untuk menembak kerana berpendapat bahwa lensa teleskop dapat memantulkan cahaya matahari yang dapat membongkar penyamaran seorang sniper.

Selain itu cuaca dingin boleh menimbulkan embun pada lensa teleskop yang dapat mengganggu tembakan.

Suomi K-31 SMG & Mosin-Nagant M28
Simo Hayha juga menggunakan senapan Suomi K-31 SMG (Sub Machine Gun) dalam peperangan dan menurut sumber yang tidak diketahui, dia telah membunuh hampir 200 tentera Soviet menggunakan senapang ini.


Kejadian luarbiasa mengenai Simo Hayha

Mungkin anda tertanya-tanya mengapa foto diatas wajah Simo agak peyok kan?

Ketika pasukan khusus yang dikirim Russia untuk menghabisi Hayha semua tewas, Russia mengumpulkan sebuah tim counter-sniper untuk mengimbangi kemapanan Hayha dalam menembak jauh (sniper VS sniper). Namun tidak ada satu pun dari mereka yang selamat dari bidikannya. Dalam masa 100 hari, Hayha membunuh 542 prajurit dengan senapannya. selebihnya dia habisi dengan SMG. Jumlah keseluruhannya mencapai 705 orang.
Pada akhirnya, tidak ada satupun prajurit Russia yang berani mendekati area-area dimana Hayha diperkirakan bersembunyi. Tentara Russia kemudian melaksanakan carpet-bombing di area-area yang diperkirakan sebagai tempat Hayha bersembunyi. Namun Hayha berhasil selamat dari taktik carpet-bombing Russia yang dilancarkan hanya untuk dirinya seorang.

Tanggal 6 Maret 1940, seseorang yang beruntung berhasil menembak Hayha di kepala dengan peluru peledak. Ketika ditemukan dan dibawa kembali ke markas, setengah dari kepala Hayha telah hancur The White Death telah berhasil dihentikan.
Peluru itu menghancurkan wajah sebelah kiri Simo. Rekan satu pasukannya pun sempat mengatakan "Setengah wajahnya hilang!!" ketika mereka menolong Simo. Dia mengalami koma hingga akhirnya dia tersadar tujuh hari kemudian, tidak lama setelah perang berakhir.


Atas jasanya yang besar, pangkatnya dinaikkan dari koperal ke leftenan I oleh Field Marshal Carl Gustav Emil Mannerheim, pemimpin tertinggi tentara Finland pada ketika itu.


Simo Hayha ketika usia tua

Simo Hayha meninggal dunia pada tanggal 1 April 2002 pada usia 96 tahun.

Ketika di tanya pada tahun 1998 bahwa bagaimana dia bisa menjadi penembak yang hebat, dia menjawab :  "I did what I was told to as well as I could".


"SIMO HAYHA "
Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Tanggal 6 Maret 1940, seseorang yang beruntung berhasil menembak Hayha di kepala dengan peluru peledak. Ketika ditemukan dan dibawa kembali ke markas, setengah dari kepala Hayha telah hancur The White Death telah berhasil dihentikan.

      okey di atas udah ada king :D

      Hapus